INGIN TAHU ≠ PEDULI

Kadang nggak habis pikir aja. . kalau ada berita duka lalu orang-orang yang ditinggalkan malah ditanya:

"Bagaimana ceritanya?"

"Kok bisa?"

"Ada firasat nggak?"

     . . dan sebaginya.

Apalagi kalau setelah ditanya perasaanya, dijadikan berita dan disebar ke banyak orang. . entah lewat portal berita, IG story, atau grup-grup WA.

    . . dan akhirnya menimbulkan lebih banyak PERTANYAAN.

Mungkin, kita berpikir kalau bertanya adalah wujud kepedulian, padahal belum tentu.

Makin kesini aku belajar untuk selalu tanya ke diri sendiri sebelum bicara: "Gimana kalau orang lain yang ngomong gini ke aku?"
Aku juga ingetin terus ke diri sendiri : "Kalau aku nggak mau/bisa bantu, nggak boleh banyak tanya".

Karena belakangan sadar banget sih, seringkali menjawab pertanyaan yang cuma karena ingin tahu itu bikin capek. Apalagi kalau harus mengulang-ngulang cerita yang sama. Sudah sedih, jadi makin sedih 

MASALAHNYA

nggak semua orang yang ingin tahu itu benar-benar peduli. Kebanyakan cuma mau tahu aja, mungkin untuk update topik pembicaraan sama orang-orang lain.

Tapi, pernah berpikir nggak gimana rasanya kalu kita yang ada di posisi itu?

Mungkin, kita perlu lebih banyak belajar tentang: EMPATI

yang berarti. . kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat dari sudut pandangnya, dan membayangkan bagaimana jika diri kita yang ada di posisi tersebut.

Bisa berempati itu sebenarnya nggak sulit kok. Sesederhana memberikan ruang bagi orang tersebut untuk memproses perasaannya.

Seringkali, bahkan kita nggak perlu kata-kata. Cukup menemani mereka, atau langsung membantu lewat tindakan.

Lain kali, kalau ada orang disekitarmu yang punya masalah, berbeban berat, habis kena musibah, atau baru kehilangan orang terdekat. . sebelum banyak bertanya, tanyakan satu hal dulu:

Apa ada yang bida aku bantu?

Ada kalanya, bercerita membuat perasaan lebih baik, tapi ada kalanya, diam itu lebih baik. Semua orang punya cara masing-masing untuk menghadapi situasi sulit. Jadilah pendengar yang baik saat mereka ingin bercerita, namun jika mereka terlihat tidak nyaman atau siap, jangan dipaksa. .

   (apalagi kalau tujuannya hanya untuk menjawab keingintahuan kita)

By the way, kalau dapat forward berita tentang kabar duka/masalah orang lain, terutama yang sifatnya lebih ke detail-detail pribadi, please jangan di share ulang ke orang-orang lain ya. Di saat seperti ini bukan waktunya kita berlomba jadi yang paling cepet update atau yang paling "tahu banyak". Hargai orang yang sedang berduka. Yuk belajar berempati ❤

Comments

Popular Posts