Aku Lebih Suka Kamu yang Dulu

Pernah nggak, kamu dengar orang bilang "aku lebih suka kamu yang dulu" ke kamu?

"Kamu sekarang berubah!"

"Kok kamu jadi begini sih?"

"Padahal dulu kamu baik. ."

. . dan kata-kata lainnya yang kesannya mereka kecewa dengan diri kita yang sekarang. .

Kata-kata seperti ini nggak jarang membuat kita jadi bertanya-tanya dan meragukan diri sendiri. Padahal sebenarnya, kita nggak berbuat jahat, hanya. . pengalaman membentuk dan menyadarkan kita akan banyak hal.

Apa berubah itu salah?

Sekarang, coba deh cari fotomu 10 tahun lalu. . .

Sepertinya kamu akan berpikir. . .

"Ya ampun. . kok dandananku bisa kayak gini. . ."

"Miki apaan sih dulu" *malu sendiri

*speechless*

*cuma cringe aja*

    *dulu ngerasa udah keren*

Hal-hal yang dulu kamu anggap "keren", sekarang bisa kamu anggap "nggak banget"

Selera bisa berubah, keinginan bisa berubah, sifat kitapun bisa berubah seiring pengalaman kita yang sudah terjadi. Perubahan itu nggak selalu buruk. Apalagi, kalau perubahan itu membuat dirimu jadi lebih dewasa.

Tapi memang :

Perubahan itu tidak nyaman.

Kamu sudah berproses hingga jadi seperti sekarang. Orang lain juga mungkin butuh waktu untuk menerima versi "upgrade" dirimu. Ada yang cepat, ada yang lama, ada yang sampai selamanya tetap sulit menerima perubahan.

Ingatlah :

BUKAN tugasmu untuk membuat SEMUA ORANG senang padamu.

Kamu nggak bisa memaksa orang lain untuk selalu mendukung keputusanmu. Penerimaan mereka adalah pilihan mereka masing-masing. Kamu akan sering kecewa dan galau kalau kamu menggantungkan kebeahagiaanmu pada penerimaan orang lain.

It's okay kalau mereka nggak suka. Mereka boleh punya pendapat sendiri. Nggak perlu merasa bersalah.

Yang penting :

  1. Kamu mengenal dirimu.
  2. Kamu mau bertanggungjawab atas pilihanmu dan konsekuensinya.

Berubah itu boleh kok.

Yang jelas, disini kita nggak lagi ngomongin perubahan ke sifat-sifat buruk ya, tapi lebih ke hal-hal yang sebenernya nggak jahat, tapi bisa saja jadi kelihatan "jahat" karena perbedaan sudut pandang.

Misalnya, kalau dulu kamu selalu menolong semua orang lalu akhirnya capek sendiri, dan kamu sekarang sudah lebih bisa menolak. Orang-orang yang dulu biasa kamu tolong mungkin jadi merasa kamu jadi jahat, pelit, dan sebagainya. . padahal yang kamu lakukan hanyalah membuat batasan. Kamu sebenarnya memang punya hak untuk memilih, kan.

Atau, kalau dulu kamu terbiasa hangout dengan teman-teman yang membawa pengaruh buruk buat kamu, lalu sekarang kamu memilih sendiri aja daripada terus menerus ada di lingkaran yang toxic.. Teman-temanmu mungkin berpikir sekarang kamu sombong atau nggak asik, padahal kamu hanya memilih yang lebih baik untukmu. Dan itu hakmu.

Intinya sih, tiap orang akan punya pendapatnya masing-masing dari apapun yang mereka lihat. Orang lain bisa saja nggak suka baju yang kamu pakai hari ini dan bilang itu nggak cocok buatmu, sementara kamu merasa nyaman memakainya. Pada akhirnya, kamu yang memakai dan kamu sendiri yang merasakan. Kamulah yang paling tahu yang terbaik untukmu.

Pendapat orang lain bisa juga kok, jadi masukan yang baik. Yang penting kamu bisa memilah saja, dan nggak membiarkan semua kata-kata orang lain membuatmu lupa akan jati dirimu dan hak-hakmu.

Kamu boleh menjadi dirimu sendiri.

Karena pada akhirnya, kamu sendirilah yang akan menjalani hidupmu. Kamu yang akna menghadapi pilihan-pilihanmu. Biarin aja kalau orang lain lebih suka dirimu yang dulu. . Yang penting, kamu menyayangi dirimu yang sekarang.

Comments

Post a Comment

Popular Posts