Dear My Inner Child

photo by Canva
edited by writer

Apa itu Inner Child?

Di pikiran bawah sadar kita, kita memiliki sifat-sifat yang terbentuk atau ada sejak masa kecil kita. Inner Child adalah sisi kepribadian kita yang masih bereaksi dan terasa seperti anak kecil atau sisi kekanak-kanakan dalam diri kita.

Inner Child dapat mencerminkan aspek yang positif, seperti kepolosan, kreativitas, dan kegembiraan seperti anak kecil, namun juga mencerminkan aspek negatif seperti kebutuhan kita yang belum terpenuhi atau emosi masa kecil yang tertekan.

Inner Child bisa terluka akibat kejadian traumatis atau karena hal-hal yang secara sadar maupun tidak sadar diajarkan pada kita, baik oleh orang tua, guru, atau orang dewasa lainnya.

Kejadian-Kejadian di Masa Kecil yang Dapat Melukai Inner Child

  • Kamu dilarang untuk punya pendapat sendiri, harus selalu mengikuti kata orang tua.
  • Kamu mendapat hukuman saat berusaha berpendapat atau bertindak berbeda.
  • Kamu dilarang bermain atau bersenang-senang.
  • Kamu dituntut untuk cepat bisa segalanya, menjadi contoh, dan kebanggaan orang tua.
  • Kamu nggak boleh berekspresi "berlebihan" (dianggap berisik, mengganggu, dan sebagainya).
  • Kamu sering dikritik, dibandingkan, atau direndahkan.
  • Kamu mengalami kekerasan fisik, verbal, atau seksual.
  • Kamu dibuat merasa bertanggungjawab atas "kebahagiaan" orangtuamu.
  • Kamu jarang mendapat kasih sayang, baik dalam kata-kata maupun tindakan (pelukan, ciuman, kehadiran).

Pengalaman ini dapat masuk ke alam bawah sadar, sekalipun orang tua kita mungkin tidak bermaksud jahat. Dalam diri kita, ada rasa pemberontakan, menyimpan sedih, marah, dan pahit.

Banyak hal yang saat dewasa mungkin tidak kita pahami sebabnya, ternyata bermula dari masa kecil kita. Dimana kita masih dalam tahap belajar, belum tahu apa-apa, dan belum bisa memilah mana yang perlu didengar dan tidak. Semua itu menjadi luka. . hingga akhirnya terbawa hingga dewasa.

Tanda-Tanda Inner Child yang (Mungkin) Masih Terluka

  • Aku sering merasa ada yang salah denganku.
  • Aku merasa sangat khawatir saat ingin melakukan sesuatu yang baru.
  • Aku adalah people pleaser.
  • Aku pemberontak. Aku seperti punya kecenderungan untuk ribut dengan orang lain.
  • Aku cenderung menimbun dan susah melepaskan sesuatu.
  • Aku merasa bersalah saat punya opini sendiri.
  • Aku sering merasa tidak pantas.
  • Aku merasa harus jadi yang terbaik. Saat ada yang lebih baik dariku, aku merasa insecure dan tidak nyaman.
  • Aku merasa aku jahat dan hidupku penuh kepalsuan.
  • Aku sering menjelekkan diriku sendiri.
  • Aku susah sekali membuat keputusan, termasuk sesuatu yang sebenarnya sederhana.
  • Aku tidak percaya pada siapapun, termasuk diriku sendiri.
  • Aku kecanduan melihat pornografi atau punya kehidupan seksual yang tidak sehat.
  • Aku merasa minder dan malu dengan diriku sendiri.
  • Aku sengaja melakukan hal yang aku tahu tidak baik, sebagai pelampiasan untuk mengisi kekosongan dalam diriku.
  • Aku jarang marah, tapi sekali marah akau langsung meledak dan tidak terkendali.
  • Aku merasa sulit mengekspresikan perasaan sedih dan marah. Aku merasakannya tapi aku tidak bisa mengeluarkannya dari diriku.
  • Aku susah memulai atau menyelesaikan sesuatu.
  • Aku perfeksionis berlebihan dan sulit bersantai.
  • Aku merasa sangat tidak nyaman atau langsung ingin marah saat dikritik orang lain.
  • Aku tidak pernah dekat dengan salah satu atau kedua orang tuaku.
  • Aku takut sekali ditinggalkan dan aku akan melakukan segala cara agar orang lain tidak pergi dariku.
  • Aku takut pada orang lain dan sebisa mungkin menghindari interaksi.
  • Aku sering merasa bertanggung jawab atas kehidupan orang lain, meskipun sebenarnya masalah mereka tidak berhubungan langsung denganku.
  • Aku berusaha sebisa mungkin menghindari konflik apapun. Gapapa kalau aku dirugikan. Lebih baik aku yang mengalah dan berkorban.

Semua orang butuh kasih sayang.

Banyak anak yang berjuang banget untuk jadi dewasa, karena di masa kecilnya mereka nggak mendapatkan kasih sayang yang seharusnya mereka dapatkan. Saat dewasa, mereka mungkin jadi mencari kasih sayang di tempat dan dengan cara yang salah.

Banyak hal-hal di masa kecil yang sangat membekas di hati. Orang dewasa mungkin tidak paham mengapa anak bisa terluka karena hal "sepele", tapi kita perlu paham.. bahwa pemikiran anak-anak masih sangat sederhana. Anak belum bisa dituntut untuk "tidak memasukkan sesuatu ke hati", mereka masih perlu dibimbing, tidak seharusnya dipaksa untuk "paham sendiri".

Memang, nggak adil kalau saat dewasa sepertinya kita sendiri yang harus berjuang untuk pulih dari sesuatu yang sebenarnya bukan kesalahan kita.. tapi semoga ini nggak membuatmu berkecil hati.

Kamu bisa pulih, meski memang pulih itu butuh waktu dan pengorbanan. Tapi percayalah, saat kamu berhasil melalui semuanya, kamu akan juga mengerti mengapa semua itu "diizinkan" terjadi di hidupmu.

Comments

Popular Posts