Kebaikan Sederhana
photo by Canva edited by Writer |
Suatu hari, aku bertanya kepada sepasang suami dan istri yang sudah lanjut usia soal menjaga kekuatan tali dalam hubungan cinta, “Bagaimana caranya agar suami dan istri bisa bertahan bersama-sama hingga lanjut usia?”
Jawabannya begitu sederhana.
Pertama-tama, berpikirlah bahwa bangunan yang sangat megah nan kokoh terdiri
dari bagian-bagian kecil sebagai pondasi yang kuat menopangnya, bahwa
perjalanan yang sangat jauh dimulai dari langkah-langkah kecil terayun yang
menjadi penyusunnya. Dengan menyadari benar bahwa sesuatu yang makro terdiri
dari bagian-bagian mikro, maka meski orang-orang terjebak dalam lomba
kemewahan, kita akan berusaha untuk terus saling melakukan kebaikan-kebaikan
sederhana, selalu saling membuat senyum-senyum kecil dan bahagia. Di sanalah,
akan tercipta pondasi-pondasi cinta antara suami dan istri. Selanjutnya,
keduanya sedikit demi sedikit akan sama-sama punya jalinan komitmen yang kuat
untuk bersama menghadapi angin juga badai yang menerjang mereka sepanjang
perjalanan. Perbuatan-perbuatan baik meski sederhana, adalah asuransi terbaik
untuk menyelamatkan cinta.
Namun, jangan lalu terlalu
berharap dapat balasan yang serupa dari pasanganmu tatkala melakukan kebaikan.
Jalinan cinta bukan hanya tentang mengharapkan balasan yang setimpal, tapi juga
tentang berbuat baik tanpa merasa telah berbuat baik. Tentang mengikhlaskan
keinginan untuk mendapatkan imbalan karena telah berbuat baik. Kalau yang ada
di pikiranmu hanya mau berbuat baik asalkan pasanganmu juga membalas dengan
berbuat baik, hanya persoalan untung dan rugi, sebaiknya jangan menjalin
hubungan cinta, tetapi bikinlah start up atau gabunglah partai politik saja.
Pada akhirnya, yang kita ingat bukanlah soal bentuk tubuh, ketampanan, dan kecantikan. Tapi perihal senyuman, tatapan mata, genggaman tangan, pelukan hangat, ciuman tanpa rencana, dan hati yang menjadi tenang karenanya…
Comments
Post a Comment