ISTIDRAJ

photo from Pinterest
edited by Writer

Aku belum tentu senang hanya karena aku bahagia.

Sebutlah aku ini anomali, tapi aku tetap manusia.


Seseorang mengklaim bahwa mengenakan pakaian selam akan membuatku merasa lebih berat.

Jadi mengapa aku harus menenggelamkan diri, meskipun hanya untuk menghirup udara?

Aku mungkin sudah tidur di dasar palung pada titik ini.

Aku berubah menjadi binatangyang dilengkapi isang yang mendambakan saccus pneumaticus (padahal hakku adalah paru-paru).

Dongeng apa lagi yang bisa membuatku terbangun?


Sepertinya aku sudah memiliki pisau yang melibasku, itulah sebabnya aku menusuk lebih dalam.

Mengapa kita harus memanen ketika kita tidak menanam, aku bertanya-tanya, "Siapa yang akan mengumpulkan?"

Hidupku dan beberapa simbol ambigu menandatangani sebuah perjanjian.


Ketika dibagi menjadi dua, semuanya menyatu.

Jika ada tantangan, aku menyerah. Hal ini yang menyebabkan kekhawatiranku teroksidasi.


Aku harus mengangkat tanganku, karena aku takut.


"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membuka semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (Q.S. Al-An'am/6 ; 44)
"Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah." (HR Ahmad)

Comments

Popular Posts