pilot dan Tuhan.

 Pernahkah kamu menemukan ungkapan,

“Meski tidak mengetahui siapa pilotmu, namun kamu tetap menaruh kepercayaan padanya untuk mengemudikan pesawatmu. Bagaimana mungkin kamu meragukan Tuhanmu?"

Kalimat ini masuk akal ketika imanmu kuat, doamu sering terkabul, dan sujudmu kokoh. Al-Qur'an berisi tiga puluh bab. Ada enam agama yang diakui di Indonesia. Tujuh miliar orang di bumi menganut ribuan agama berbeda. Sejauh yang saya tahu, setiap orang berharap (atau berserah diri) kepada otoritas yang lebih tinggi yang mengatur kehidupan.  Ia ada di Kursi-Nya. Ada di langit. Ada di pohon. Ada di gunung. Dalam sains. Di kedalaman air. Berwujud hewan. Semua, asalkan ada sesuatu di luar diri sendiri, yang ikut bertanggung jawab terhadap alur hidup.

Namun, ada kalanya kamu memanjatkan tiga doa, namun hanya satu yang terdengar—bahkan jika itu adalah doa terakhir yang ingin kamu dengar—dan Ia berkata,

“Ya Rabb, berilah aku keikhlasan dalam menerima ketetapan-Mu (sekalipun yang aku minta bertentangan dengan tujuan-Mu dalam penciptaanku)…”

Ketika kamu benar-benar ikhlas, kamu akan bertanya pada diri sendiri: apakah aku ikhlas karena doaku meminta keikhlasan dikabulkan, ataukah aku ikhlas karena doa telah mengubahku.

Jika sebelumnya kamu sudah membayar (meminta) untuk dibawa ke suatu tempat, pilot tidak akan sembarangan meminta kamu turun dari pesawat. Meskipun ada guncangan saat mendarat, mereka mengantarkan kamu ke tujuan dengan baik.

Comments

Popular Posts