anak laki-laki

photo by MV TREASURE - ì‚¬ëž‘í•´ (I LOVE YOU)
https://youtu.be/_hFarg-Obuc

Anak laki-laki bertanya pada dunia tentang mengapa dia tidak punya seratus hari untuk hari Minggu agar dirinya dapat bermain tanpa khawatir pekerjaan rumah matematika.

Anak laki-laki itu bertanya lagi tentang mengapa waktu istirahat sekolah tidak bisa selama jam belajar agar dirinya bisa bertemu pujaan hatinya di jam makan siang.

Anak laki-laki itu bertanya lagi tentang mengapa waktu tidurnya tidak bisa lebih lama agar dirinya bisa memuat pikiran-pikiran yang tumbuh atas keraguan sekaligus memeluk mimpinya yang tumbuh atas angannya.

Anak laki-laki itu bertanya lagi. Kali ini tentang mengapa waktu sembuhnya luka tidak bisa lebih cepat dari jatuhnya. Mengapa selalu ada banyak waktu sedih. Ia tidak suka sensasi air mata yang menjejak di pipinya, mata memanas, dan pusingnya menahan jeritan tangis. Ia tidak mau membuat ibu khawatir. Ia tidak mau kalah dengan sakitnya.

Karena baginya, menangis berarti ia kalah oleh luka.

Anak lelaki itu tumbuh dewasa dengan pertanyaan-pertanyaan yang selalu disimpannya. Berharap ia temukan serpihan jawabannya di jalan setapak yang ia lalui. Ia tumbuh dengan banyak luka yang selalu menemui kekhawatiran ibu. Jadi ia selalu taruh berita-berita buruk itu di belakang punggungnya.

Lambat laun ia mengerti. Luka bukan untuk dikalahkan. Sebagaimana ia bisa menahan, ia tidak bisa menolak untuk merasa. Kecuali jika syaraf melumpuh dan ia mati rasa. Itu lain cerita yang bisa membuatnya lebih kerepotan.

Karena jika tak bisa menemui rasa sakit, ia juga tak dapat menemui apa rasanya sembuh.

Comments

Popular Posts